Pengertian dan Prinsip Desain Interior: Dari Sejarah hingga Penerapan Modern

Definisi Desain Interior dari Pakar

Mundoa.id - Desain interior bukan sekadar estetika, tetapi juga menggabungkan aspek fungsional dan kenyamanan dalam suatu ruang. Menurut Ir. Budi Santoso, M.T., seorang dosen dan praktisi desain interior dari Universitas Ciputra, desain interior harus memperhitungkan ergonomi, psikologi warna, dan pencahayaan agar ruang yang dihasilkan dapat meningkatkan kualitas hidup penggunanya.

Pendapat ini sejalan dengan pemikiran Francis D.K. Ching, yang dalam bukunya Interior Design Illustrated menjelaskan bahwa desain interior adalah proses perencanaan dan pengaturan ruang agar tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung, tetapi juga sebagai refleksi dari identitas dan kebutuhan penggunanya.

Sejarah dan Perkembangan Desain Interior

Sejarah desain interior telah berkembang sejak zaman kuno. Pada era Mesir Kuno, rumah para bangsawan dihiasi dengan mural, patung, dan perabotan mewah yang menunjukkan status sosial. Sementara itu, di masa Renaissance, desain interior berkembang dengan lebih kompleks, mencerminkan gaya klasik yang kaya akan ornamen.

Menurut Prof. Dr. Indah Wibowo, seorang ahli arsitektur dan desain interior, konsep modern dalam desain interior mulai berkembang di awal abad ke-20 dengan munculnya aliran Bauhaus. "Perkembangan desain interior saat ini tidak hanya bergantung pada estetika, tetapi juga mengintegrasikan teknologi pintar dan material ramah lingkungan," jelasnya.

Elemen dalam Desain Interior

Dalam merancang desain interior, ada beberapa elemen utama yang harus diperhatikan:

1. Lantai

Lantai adalah batas bawah dari ruang interior yang dapat mempengaruhi atmosfer keseluruhan ruangan. Berbagai jenis material dapat digunakan, mulai dari kayu, keramik, hingga marmer, yang masing-masing memberikan nuansa berbeda dalam desain.

2. Dinding

Dinding menjadi elemen utama dalam mendefinisikan ruang. Dengan berbagai pilihan material seperti cat, wallpaper, hingga panel kayu, desain interior dapat memberikan identitas dan karakter yang khas pada ruangan.

3. Langit-Langit

Sebagai batas atas ruang interior, langit-langit sering kali diabaikan. Padahal, pemilihan material, bentuk, dan warna langit-langit yang tepat dapat menciptakan efek visual yang lebih menarik dan harmonis dengan konsep desain keseluruhan.

4. Bukaan

Bukaan seperti pintu, jendela, dan ventilasi berperan penting dalam sirkulasi udara dan pencahayaan alami. Penataan bukaan yang baik dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman.

5. Cahaya

Pencahayaan adalah elemen penting dalam desain interior, baik dari sumber alami maupun buatan. Intensitas dan warna cahaya dapat menentukan suasana ruangan, dari yang hangat hingga dramatis.

6. Unsur Estetis

Desain interior tidak hanya berfokus pada fungsi tetapi juga harus memenuhi unsur estetika. Elemen dekoratif seperti lukisan, patung, dan tekstil dapat digunakan untuk memperkaya tampilan visual ruang.

Penerapan Nyata dalam Desain Interior

Sebagai contoh nyata, proyek restorasi Gedung Bersejarah Bank Indonesia di Surabaya menunjukkan bagaimana desain interior dapat menggabungkan nilai sejarah dengan sentuhan modern. Menurut Arsitek Rina Wijaya, proyek ini mempertahankan material asli bangunan sambil mengadaptasi pencahayaan dan teknologi modern agar tetap relevan dengan kebutuhan masa kini.

Di sisi lain, banyak hunian modern saat ini mengadopsi konsep desain interior minimalis. Andi Pratama, S.T., seorang desainer interior di Studio Arsitek Mandiri, menjelaskan bahwa tren desain interior saat ini cenderung lebih fungsional dengan penggunaan furnitur multifungsi dan warna-warna netral yang menciptakan kesan luas dan bersih.

Prinsip Desain Interior yang Harus Diterapkan

1. Keseimbangan

Prinsip keseimbangan dalam desain interior dapat dibagi menjadi tiga jenis: simetris, asimetris, dan radial. Keseimbangan membantu menciptakan tampilan yang harmonis dan tidak berantakan.

2. Proporsi dan Skala

Ukuran dan skala elemen desain harus disesuaikan dengan ukuran ruangan untuk menciptakan kesan yang seimbang dan nyaman.

3. Kesatuan dan Harmoni

Desain interior yang baik harus memiliki elemen-elemen yang saling melengkapi sehingga menciptakan kesan harmonis dalam ruangan.

4. Kontras dan Fokus

Permainan warna, tekstur, atau elemen dekoratif yang berbeda dapat menciptakan kontras dan membuat titik fokus dalam desain interior.

5. Ritme

Prinsip ritme dalam desain interior dapat diterapkan dengan pengulangan elemen tertentu untuk menciptakan pola visual yang menarik.

Relevansi dengan Konsep Apa Itu Desain Interior

Untuk memahami lebih dalam apa itu desain interior, kita harus melihatnya sebagai gabungan seni dan ilmu yang bertujuan menciptakan ruang yang fungsional, estetis, dan nyaman. Dalam praktiknya, desain interior tidak hanya mempertimbangkan aspek dekoratif tetapi juga memperhitungkan faktor psikologis dan ergonomis penggunanya.

Dengan pendekatan yang berbasis pada kebutuhan pengguna serta perkembangan teknologi dan tren, desain interior terus berevolusi untuk menciptakan ruang yang lebih baik di masa depan. 

Berbagi :